Keuangan Generasi Sandwich, Bagaimana Cara Mengelolanya?

keuangan generasi sandwich

Keuangan Generasi Sandwich. Apa perbedaan antara generasi milenial dengan generasi sandwich? Mungkin sudah banyak orang tahu mengenai kaum milenial.

Tapi tidak untuk generasi sandwich, mendengar kata sandwich pasti orang lain akan langsung tertuju ke sebuah makanan.

Sepertinya anda juga seperti itu, kami tidak akan membahas makanan disini. Tapi mengulik tentang tips mengelola keuangan generasi sandwich.

Untuk anda yang baru mendengar istilah tersebut tidak perlu khawatir. Disini akan diulas secara lengkap agar ketika berkenalan dengan orang baru yang membahas topik itu, anda sudah paham.

Membahas mengenai keuangan, biasanya generasi milenial masih terbilang boros dan hedon.

Faktor usia juga mempengaruhi pola pikir milenial, sehingga berhemat belum menjadi fokus utama.

Menganggap diri masih mampu untuk mencari uang dan usia masih muda dengan slogan “you only live once” membuat mereka membeli barang-barang tidak dibutuhkan dan melakukan aktivitas yang terlalu membuang-buang waktu.

Hanya karena teman terlihat wah, anda juga tidak ingin kalah saing.

Generasi Sandwich

generasi milenial

Sandwich yang anda kenal biasanya merupakan roti yang ditumpuk sayuran, telur mata sapi, sepotong daging ham dan dipadupadankan selembar keju.

Tapi kali ini berbeda, sandwich disini merupakan generasi yang mengurusi keuangan 2 keluarga sekaligus yaitu orang tua dan anak istri.

Dari kondisi terjepit itulah mengapa digunakan istilah generasi sandwich.

Awal munculnya istilah tersebut dikemukakan oleh seorang pekerja sosial bernama Dorothy Miller tahun 1981.

Sebuah survey yang dilakukan oleh PWE Research 2013 mengungkapkan bahwa hampir 47% orang yang berusia 40 – 50 tahun yang memiliki orang tua diatas 65 tahun juga mempunyai anak berusia 18 tahun ke atas.

15% diantaranya mempunyai tanggung jawab terhadap kebutuhan finansial orang tuanya.

Istilah itu mulai dipakai untuk menggambarkan orang tua paruh baya yang tidak mempersiapkan dana pensiun.

Menanggung beban finansial 2 generasi sekaligus tidak akan menjadi masalah bila anda mempunyai kondisi keuangan yang bagus.

Namun apabila keuangan generasi sandwich berantakan, permasalahan antar mertua dan menantu menjadi masalah cukup serius dimasa mendatang.

Dugaan awal penyebab generasi sandwich ini muncul akibat pengaturan keuangan orang tua yang buruk saat dulu masih bisa mencari nafkah.

Kurang bijaksananya me-manage keuangan sesuai prioritas, membuat beban bagi generasi sandwich.

Padahal sebagai kepala keluarga kelak harus bisa membiayai istri dan anak-anaknya.

Karena setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing kita harus bisa mengambil tindakan cepat untuk mengatasinya. Seperti sekarang ini kita harus memutus rantai generasi.

Berkolaborasilah dengan baik jika sudah mengetahui bahwa pasangan merupakan generasi sandwich.

Bergantian dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan saling meringankan satu sama lain juga menjadi kunci jauh dari depresi.

Sebelum memutuskan menikah saling berdiskusi dalam hal mengatur keuangan, mengurus rumah dan lain sebagainya.

Keuangan Generasi Sandwich

solusi sandwich generation

Berikut adalah cara bijak dalam mengelola keuangan, sebagai langkah antisipasi menjadi generasi sandwich :

  • Menyesuaikan Kemampuan Finansial Dalam Memberikan Bantuan

Munculnya rasa tidak enakan terhadap pasangan karena menanggung finansial orang tua pasti membuat serba salah.

Anak pun juga membutuhkan perhatian dari anda, namun kebutuhan dana tidak sedikit.

Pengalokasian budget penting dirundingkan oleh  pasangan, agar dicarikan solusinya. Sisihkan uang untuk orang tua sesuai kemampuan bukan kemauan.

Sebab bila menyisihkan uang sesuai kemauan, tidak akan pernah terkumpul.

  • Mulai Apply Asuransi

Menurunnya kesehatan orang tua, mengharuskan anda apply asuransi kesehatan. Beberapa penyakit tidak tercover dengan BPJS, sehingga jalan satu-satunya adalah membuat asuransi swasta.

Beberapa jenis produk Asuransi yang bisa kamu gunakan:

  1. Asuransi Kendaraan Bermotor
  2. Asuransi Kebakaran
  3. Asuransi Property All Risk (PAR) atau Industrial All Risk (IAR)
  4. Asuransi Heavy Equipment
  5. Asuransi Penjaminan atau Bonding

Prinsip dasar insurance adalah melindungi bukan investasi, jadi miliki asuransi untuk sebagai langkah antisipasi dari kejadian diluar dugaan.

  • Dana Darurat

Dana darurat berbeda dengan investasi, walaupun sudah mempunyai asuransi. Apalagi anda memiliki tanggungan orang tua. Budget dana darurat harus 12 kali pengeluaran.

Dengan alasan, kalau tiba-tiba anda di PHK perusahaan. Uang untuk membayar SPP anak masih aman.

Bila tiba-tiba orang tua atau istri sakit bisa langsung menggunakan dana darurat tersebut sampai terjadi pergantian dana dari pihak asuransi.

Solusi lain mendapatkan dana darurat adalah dengan mengagunkan BPKB Motor atau Mobil.

  • Investasi

Keuntungan investasi salah satunya sebagai tabungan pensiun karena mendapatkan profit besar di masa mendatang dan keuangan generasi sandwich aman.

Terkadang orang salah kaprah menganggap pengajuan dana pinjaman hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau dana dadakan.

Padahal faktanya banyak juga orang mengajukan pinjaman untuk modal usaha bahkan investasi. Perputaran uang dari profit yang didapatkan para wirausahawan bisa digunakan sebagai dana investasi.

Banyak produk investasi yang bisa menyesuaikan dengan pendapatan anda saat ini.

Mulai dari deposito, reksadana, emas, bahkan properti.

  • Kurangi Kebutuhan Konsumtif

Konsumtif disini konotasinya negatif, berkaitan dengan gaya hidup boros. Membeli barang tanpa pertimbangan rasional.

Faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif :

  • Budaya (Peran budaya, Sub Budaya dan kelas sosial pembeli)
  • Perilaku, dilatarbelakangi faktor-faktor sosial (kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status).
  • Keputusan, dipengaruhi oleh faktor karakter pribadi, usi, siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri.
  • Pilihan, disebabkan 6 latar belakang psikologi antara lain : Motivasi, Persepsi, Konsep Diri, Kepribadian, Pengalaman Belajar, Sikap dan Keyakinan.

Antara kedua orang tua dan anak istri sama pentingnya, untuk itu anda harus menyesuaikan cash flow.

  • Meningkatkan Kemampuan Diri

Upgrade skill untuk menambah pendapatan perbulan agar bisa mengcover seluruh biaya orang tua dan keluarga anda sendiri.

Ikuti seminar mengenai keuangan generasi sandwich agar anda tahu cara mengatasi permasalahan ekonomi keluarga.

  • Mengelola Harta Orang Tua Secara Bijak

Kelola warisan orang tua dengan bijak, jangan tergiur untuk menjualnya. Harta tersebut diserahkan karena diharapkan anda tidak kesusahan dikemudian hari.

Kembali lagi kepada cara pengelolaanya, jika salah langkah yang ada aset tersebut malah membawa kerugian bukan keuntungan.

Rencanakan dana pensiun secara matang, bila anda ingin pensiun di usia 55 tahun sisihkan gaji bulanan sebesar 70%.

Asal Mula Permasalahan Keuangan Generasi Sandwich

mengatasi generasi sandwich

Pernah membaca mengenai istilah FOMO (Fear of Missing Out)?

FOMO ialah sindrom yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi, ini merupakan “penyakit” para pengguna Social Media. Mereka akan risau jika belum membuka Instagram, Twitter dan facebook.

Orang yang terjangkit FOMO pasti akan merasa takut jika tidak membawa smartphone karena tidak bisa update status.

Merasa dunia maya adalah segalanya sehingga melupakan kehidupan di dunia nyata.

Tak heran jika orang yang mengidap “penyakit” FOMO, takut dikatakan tidak up-to-date.

Bangun tidur sudah memegang ponsel untuk update status atau sekedar buka instagram melihat berita yang lagi hits.

Ironisnya dijaman sekarang ini malah dianggap cari perhatian dan sensasi.  Cemas berlebihan, tidak nyaman, dan risau kalau ketinggalan informasi.

Bayangkan kalau seandainya listrik mati dan tidak ada akses internet, rasa cemasnya sangat luar biasa bahkan dampaknya negatif terhadap diri sendiri (gangguan kejiwaan).

Kecemasan dapat membuat hormon-hormon penting di dalam tubuh terganggu. Susah tidur, mood gampang berubah, sakit kepala mucul saat hormon tidak seimbang.

Mudahnya terkena stress disebabkan harus menanggung finansial, kesehatan, kebutuhan rumah tangga sendiri dan orang tua, terakhir harus membagi waktu sekaligus perhatian.

Setiap melakukan pekerjaan rumah selalu merasa terburu-buru itulah yang menyebabkan stres. Masalah finansial dan psikologis generasi tersebut akan selalu beriringan.

Merasa bersalah bila tidak bisa memenuhi keinginan orang tua dan anak.

Separah itukah dampaknya?

Jawabannya iya, bila keuangan generasi sandwich tidak mencukupi dan mengingat harus membantu perekonomian orangtua.

Kalau kejadiannya seperti itu, jika anda memang butuh dana terdesak untuk membiayai anak sekolah.

Ada solusi lain yang bisa dilakukan, cukup gadai BPKB Motor di Jakarta, pinjaman jaminan BPKB Mobil (melayani seluruh wilayah Indonesia) dan sertifikat (jabodetabek).

Dana sudah bisa didapatkan, setelah survey dan semua data bagus. Pencairan dana bisa lebih cepat dari perhitungan.

Dalam rentang usia 30-50 tahun, mereka ingin mempunyai barang yang ingin dibanggakan dan inginkan seperti rumah.

Ada yang mengatakan bahwa pelaku generasi tidak mempunyai batasan usia. Dalam hal ini perempuan lebih rentan terkena stres jika dihadapkan dengan dengan urusan rumah tangga.

Apabila tidak segera diatasi malah menyebabkan sakit fisik dan konflik antar generasi.

Realistis adalah kunci untuk bisa  meringankan beban sandwich generation.

Realistis dengan kemampuan diri sendiri dalam seminggu berapa kali anda mencuci pakaian, waktu  yang dihabiskan untuk membereskan rumah dan lain sebagainya.

Lalu memaksimalkan dukungan dari lingkungan sekitar, seperti pasangan atau ART.

Terakhir peduli dengan diri sendiri, dengan menghabiskan waktu sendiri melakukan aktivitas yang sempat tertunda.

Sandwich Generation Rentan Perceraian

pengertian sandwich generation

Ibaratnya anda harus menyenangkan semua pihak. Terhimpit tanggung jawab besar dari 2 generasi berbeda membuat milenial rentan stres, baik laki-laki atau perempuan.

Mulai dari pusing, depresi sampai penyakit serius lainnya, semua berawal dari pikiran. Penatnya aktivitas dan membutuhkan “me time” sudah jarang dilakukan.

Seiring beranjaknya usia para milenial beberapa fase kehidupan mulai berubah.

Tidak terbukanya masalah keuangan antara pasangan suami istri serta terbenturnya kebutuhan antara 2 generasi berbeda bisa membuat tingkat perceraian semakin meningkat.

Memang seorang anak mempunyai kewajiban membiayai orang tua apabila sudah tidak bisa bekerja.

Dibutuhkan komunikasi antara pasangan, kalau sudah menikah sudah harus satu pemikiran.

Jangan terlalu memaksakan diri untuk membantu ekonomi orang tua dengan memberikan uang nominal besar.

Sedangkan finansial anda juga tidak terlalu baik, kalau anda tetap memaksakan diri perceraian

akan terjadi hanya karena masalah keuangan generasi sandwich.

Penyebab Terjadinya Sandwich Generationsandwich generation kaskus

  • Kurangnya Persiapan Finansial

Bekerja harus ada batasannya

Semakin tingginya permintaan barang terkadang tidak sesuai pendapatan perbulan. Bila anda tidak mempunyai persiapan secara finansial anda harus bersusah payah dimasa tua atau bahkan membebankan anak.

Saat tua nanti anda akan menyesal sebab sewaktu masih sehat dan bisa bekerja secara produktif, sebab tidak bisa memanfaatkan waktu dan menyisihkan sedikit dana.

Menabung tidak masuk kedala list mereka, kalaupun dana untu menabung budgetnya tidak besar.

  • Orang Tua Tidak Memiliki Dana Pensiun

Tidak semua orang paham akan pentingnya persiapan dana pensiun, padahal manfaatnya sangat banyak.

Dimasa yang akan datang anda tidak perlu bersusah payah memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan karena sudah tidak bekerja lagi. Sebab sudah ada “bekal” dari sebelumnya.

  • Masih Belum “Aware” Terhadap Dana Pensiun

Kurangnya pendidikan finansial bisa menjadi faktor lain sehingga belum aware terhadap masa tua.

Jadikanlah pengalaman orang tua anda sebagai bahan pelajaran agar anda lebih memperhatikan dana pensiun dan memutus rantai keuangan generasi sandwich.

  • Tidak Bisa Menghargai Uang

Ketika orangtua masih sehat dan bisa bekerja sepanjang hari, mungkin merasa uang mudah dicari. Sehingga berbelanja barang konsumtif apapun tidak pernah memikirkan apakah barang tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu lama atau sebaliknya.

Uang merupakan alat tukar yang akan selalu mengalami inflasi dari tahun ketahun, bila anda tidak tahu cara kerja uang sebenarnya akan selalu merugi sampai tua nanti.

Alhasil jangankan investasi jangka panjang, isi rekening saja pas-pasan. Bergantung kepada anak menjadi jalan satu-satunya.

Padahal anak juga butuh biaya pendidikan, menantu butuh biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Keuangan dari Generasi Ke Generasi

arti sandwich generation

Setiap dekade selalu melahirkan generasi baru dan memiliki karakter berbeda-beda yang mencerminkan aspek kehidupan.

Strauss dan Howe mengklasifikasikan 5 kelompok generasi, antara lain :

Generasi Baby Boomers (1946-1964)

Cenderung mandiri dan berdikari, baby boomers mencari uang untuk keluarganya cendrung menghabiskan uangnya untuk membeli aset atau properti seperti tanah, rumah, kendaraan, sebagai warisan.

Generasi X (1965-1976)

Mengadopsi karakter orang tuanya mencari uang untuk keluarga, perbedannya sudah melek investasi.

Pemikiran generasi ini sudah cukup maju, berkat didikan dari baby boomers beberapa orang yang lahir ditahun ini mempunyai jiwa pengusaha dan sikap ulet, dana pensiun sudah mulai terlintas dipikiran mereka.

Generasi Milenial (1977-1995)

Teknologi sudah mulai berkembang di era ini, mereka cenderung bergantung kepada internet untuk mencari informasi.

Pendidikan yang lebih layak dibandingkan generasi sebelumnya, fungsi pendidikan berguna untuk memfilter segala konten negatif akibat dari pengaruh globalisasi. Milenial Cenderung ambisius dalam bekerja.

Dilema keuangan generasi sandwich dirasa oleh para milenial karena harus bertanggung jawab mengurus orang tua, istri dan anak-anaknya.

Mobilitas tinggi, banyak impian belum tercapai, beban pekerjaan, permasalahan keluarga membuat rentan stres apalagi bila tinggal di Ibu Kota Jakarta.

Sisi negatif di era ini adalah milenial lebih konsumtif dalam membeli barang tanpa tahu manfaatnya jadi hanya mengikuti trend.

Kita ambil contoh saja gadget, setiap bulan selalu keluar model tipe dan spesifikasi terbaru.

Generasi Z (1996-2010)

Sejak kecil sudah akrab dengan teknologi sehingga lebih menyukai bermain gadget dibandingkan permainan tradisional.

Berinovasi dan berpikiran out ouf the box menjadi ciri khas generasi Z.

Dalam hal keuangan cenderung menghabiskan dananya untuk fashion, makan direstoran atau hangout bersama teman-teman.

Generasi Alpha (2011 – Sekarang)

tantangan generasi milenial

alfa diambil berdasarkan alphabet yunani karena generasi yang lahir sebelumnya menggunakan generasi Z.

Teknologi sudah merupakan bagian kebutuhan bukan pilihan. Dalam hal perencanaan keuangan tetap belum matang.

Carol Abaya seorang ahli generasi sandwich dari Amerika menjabarkan tiga kondisi yang menggambarkan seseorang masuk kedalam kategori generasi tersebut, antara lain :

  • Traditional, mereka yang berada di antara orangtua lanjut usia yang membutuhkan perawatan maupun perhatian.
  • Club Sandwich, mereka berusia sektiar 50-60 tahun dan berada diantara orangtua manula, anak dewasa, cucu atau mereka berusia 30-an atau 40-an.
  • Open Faced, siapa saja yang menopang orang tua.

Kejujuran mengenai keuangan generasi sandwich memang menyakitkan namun daripada terus menerus mengalami depresi karena sudah tidak sanggup kalau menanggung segala biaya langsung bicarakan secara baik-baik agar tidak melukai hati.

Dana darurat memang sangat diperlukan karena kita tidak akan pernah tau kapan bencana alam, pencurian, dan kehilangan menimpa terjadi.

Perencanaan keuangan yang matang saja terkadang masih merasa kekurangan apalagi yang tidak punya persiapan apa-apa.

Tapi anda tidak perlu khawatir karena sekarang semua serba mudah pegajuan dana sudah bisa melalui online, data-data anda bisa dijemput oleh surveyor.

Rencanakan keuangan generasi sandwich demi masa depan yang lebih baik. Sedang butuh dana tunai sekarang juga? Silahkan hubungi kami di nomor yang tertera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WhatsApp Chat Only